Powered By Blogger

Selasa, 22 Februari 2011

Ahlaq Terpuji Benar Benar di Pelajari Oleh Semua Agama..

Akhlak adalah perilaku lisan, perbuatan fisik, bahkan perbuatan diam kita. Semua tindak-tanduk kita adalah akhlak kita. Oleh karena itu, memiliki akhlak terpuji bukanlah suatu hal yang mudah. Namun, definisi akhlak bisa disederhanakan menjadi mengetahui kapan harus diam dan kapan tidak diam.
Nabi Muhammad tidak banyak bicara. Semua kata-kata yang keluar dari Rasulullah dicatat menjadi hadis. Bahkan, saat beliau diam pun, dicatat menjadi hadis.
Namun, kita bukanlah seorang nabi. Kita memerlukan pembelajaran untuk bisa memiliki kebijaksanaan, kecerdasan, sifat adil, dan sifat-sifat terpuji lainnya, untuk bisa mengendalikan perbuatan kita agar selalu terpuji.
Apakah Anda memiliki teman berakhlak terpuji?
Belajar dengan meniru adalah pembelajaran pertama manusia. Seorang bayi belajar dengan menirukan kata-kata yang diucapkan oleh orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Mempelajari akhlak kurang lebih sama. Kita akan mudah belajar dengan memiliki contoh untuk ditiru.
Mengikuti Ajaran Agama
Teman Anda tentunya bukanlah sumber utama dan sempurna. Sumber yang lebih baik adalah dari Al Quran dan hadis. Dari dua sumber inilah, kita bisa belajar mengenai mana yang benar dan yang salah. Jika Anda bukan beragama Islam, dari ajaran agama yang diajarkan kepada Anda.
Buku-buku Spiritual dan Buku-buku Psikologi Perilaku
Sumber pengendali perilaku kita adalah pemahaman. Pengetahuan saja belum mencukupi. Bila kita tahu tetapi tidak paham maksud dari berbagai peraturan, akan sedikit keinginan kita untuk mematuhinya. Namun, bila kita paham alasan mengapa suatu peraturan itu dibuat, kita akan lebih mudah untuk patuh.
Hikmah dan Perenungan Benar Salah dalam Berperilaku
Kebanyakan orang menjadi dewasa melalui proses perenungan. Ini membuat pembelajaran menuju dewasa menjadi lebih cepat. Misalnya, seperti berikut ini:
  • bahwa perbuatan jahat itu salah, dengan alasan apapun perbuatan itu dilakukan, dan kepada siapa pun kejahatan itu dilakukan;
  • kekerasan itu tidak pernah menyelesaikan masalah, bahkan akan mengundang masalah baru;
  • kemarahan itu harus dicegah karena banyak menghasilkan perbuatan yang bodoh dan irasional;
  • melanggar privasi orang lain itu tidak boleh karena kita tidak akan mau hal yang sama terjadi pada kita;
  • mengambil milik orang lain itu dilarang karena di dunia berlaku hukum hak dan kewajiban, kita hanya berhak atas hasil kerja kita dan tidak atas hasil kerja orang lain;
  • kejujuran ada di atas semua hal karena kebohongan dan penipuan merupakan sumber dari segala kejahatan; dan
  • mengikuti hawa nafsu bukanlah suatu hal yang baik, kita harus memiliki kendali dalam setiap perbuatan.
Poin-poin hasil perenungan tersebut bisa diambil dari hikmah kehidupan sehari-hari. Bagaimana kita belajar dari keberuntungan dan ketidakberuntungan dalam hidup di dalam suatu masyarakat sosial.
Namun, yang lebih penting lagi, bagaimana kita belajar dari diri kita sendiri, dari setiap peristiwa yang kita alami ataupun dialami orang lain. Kita tidak perlu mengalami kesialan sebelum mengambil suatu pelajaran, bukan?

Akan lebih baik membuat postulat dan hukum pribadi dari akhlak terpuji yang kita buat sendiri, dari hasil perenungan kita, dan kemudian kita berlakukan sendiri, atau bersama teman-teman, dibanding menghadapi berbagai peristiwa buruk yang mungkin terjadi bila kita tidak berbuat baik dan tidak memiliki akhlak terpuji.

IP.CR 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar